Pengaruh Adanya Media Sosial Terhadap Remaja Saat Ini

Facebook, Twitter, dan Instagram adalah contoh dari media sosial yang tampaknya telah menjadi kebutuhan bagi remaja Indonesia untuk memilikinya, bahkan jika mereka tidak memilikinya, dianggap kurang terkait dan akan dikecualikan dari komunitas mereka. Fenomena ini akan sangat mempengaruhi keadaan pikiran dan perilaku mereka, terutama dalam simpati remaja yang mulai menurun. Banyak pengguna media sosial saat ini hanya memikirkan konten lgan terlepas dari situasi orang lain dan keadaan yang mengelilinginya. Peran orang tua diperlukan untuk mengawasi perilaku anak agar tidak melupakan standar dan hanya label untuk konten media sosial.

Remaja atau turunan dari kata remaja dalam bahasa Latin berarti tumbuh atau berubah untuk orang dewasa. Remaja memiliki makna yang lebih luas yang mencakup kematangan mental, kematangan emosional dan perubahan fisik. Para ahli umumnya menentukan batas remaja, yaitu usia 12 hingga 21 tahun. Durasi masa remaja umumnya dibagi menjadi tiga, yaitu 12-15 tahun adalah remaja pertama, 15-18 tahun adalah remaja rata-rata, sedangkan 18-21 tahun adalah akhir remaja. Remaja dibagi menjadi empat bagian, yaitu pra-resistan, remaja pertama, remaja di tengah dan akhir remaja. Periode pra-perumahan umumnya terjadi pada usia 10 hingga 12 tahun, pada awal remaja dari 12 hingga 15 tahun, di tengah remaja pada usia 15 hingga 18 tahun dan pada akhir remaja pada usia dari 18 hingga 21.

Media Sosial adalah media online yang dibuat untuk memfasilitasi penggunanya untuk berpartisipasi, berbagi, dan membuat konten dalam bentuk blog, jejaring sosial atau jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Sementara itu, jejaring sosial adalah situs yang memfasilitasi penggunanya untuk membuat halaman web pribadi yang nantinya akan terhubung dengan teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi satu sama lain. Facebook, Instagram, dan Twitter adalah jejaring sosial yang banyak digunakan oleh publik saat ini. Berbeda dengan media konsumen yang menggunakan media cetak dan media yang disebarluaskan sebagai media yang digunakan untuk menyebarkan informasi, sementara penyebaran informasi tentang jejaring sosial terjadi melalui Internet. Media sosial membebaskan siapa pun untuk memberikan komentar gratis dalam komentar dan berbagi informasi dalam waktu yang cepat dan tidak terbatas.

Remaja umumnya menggunakan media sosial untuk berbagi kegiatan pribadi dan foto mereka dengan teman -teman. Media sosial memungkinkan siapa saja untuk berkomentar dan dengan bebas menyalurkannya tanpa perhatian. Memang, internet bisa anonim, yang berarti bahwa pengguna memalsukan identitas untuk melakukan kejahatan.

Sekolah adalah tempat di mana remaja mencoba menemukan identitas mereka dengan menyeret dengan rekan -rekan mereka. Saat ini, sering remaja berasumsi bahwa semakin aktif di jejaring sosial, mereka akan semakin dianggap keren dan tidak usang. Sementara remaja yang tidak memiliki media sosial umumnya disebutkan oleh teman -teman mereka yang kurang bersosialisasi dan tidak terkini atau terkini.

Kondisi ini sesuai dengan teori di mana remaja adalah masa ketika remaja jelas menunjukkan sifat transisi atau transisi karena remaja belum memperoleh status orang dewasa dan tidak lagi memiliki anak. Remaja adalah saat ketika pada waktu itu, seseorang telah meninggalkan masa kecil tetapi belum memasuki dewasa.

Saat ini, tingkat ketergantungan remaja sehubungan dengan media sosial sangat tinggi. Mereka sangat dekat dengan smartphone yang hampir 24 jam di tangan mereka dan sibuk berselancar di dunia online yang sepertinya tidak pernah berhenti. Sekolah Kata Sandi Negara (STSN) dengan Yahoo! Memiliki penelitian tentang penggunaan internet di antara remaja dan menghasilkan fakta di mana remaja berusia 15 hingga 19 pengguna internet yang didominasi di Indonesia